ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Program terumbu karang buatan (Artificial reef) di Tarempa, Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas digarap oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) mulai memasuki tahap akhir.
Kegiatan yang disponsori oleh PT. Medco E&P Natuna Ltd dan Premier Oil Natuna Sea B.V tersebut didukung penuh oleh Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan (DP3) Kabupaten Kepulauan Anambas, Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru dan Konsultan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat dan Kawasan Umum Kabupaten Kepulauan Anambas.
Proses pembuatan yang dimulai pada 8 Oktober 2020 itu dimulai dengan pekerjaan struktur atau balok persegi beton, tiang beton, pot karang untuk pembangunan apartemen dibawah laut.
Pembuatan terumbu karang buatan ini bertujuan untuk menyediakan tempat rekreasi dan pemancingan serta untuk penyelaman. Selain itu, demi meningkatkan pendapatan atau ekonomi masyarakat, populasi dan daya dukung habitat ikan karang serta menjadi pusat kajian terkait terumbu karang.
Ketua HNSI Kecamatan Siantan Muslimin mengatakan pembangunan apartemen dibawah laut dibangun sebanyak 20 apartemen dengan pembagian 12 apartemen di lokasi perairan batu losok dan 8 apartemen diperairan batu lepe dengan total balok persegi beton 560, tiang beton 1.120 dan pot karang 600.
“Di dua lokasi yaitu diperairan batu losok dan diperairan batu lepe yang kita pasang sudah selesai, tinggal masuk tahapan akhir survei keberhasilan perkembangan bibit karang yang kita pasang, kita baru melakukan sekali survei” ujar Muslimin di kantor HNSI Kabupaten Kepulauan Anambas, Senin (4/1/21).
Selain itu, lanjut Muslimin mengatakan, terumbu karang buatan adalah habitat buatan yang di bangun di laut dan diletakkan didasar perairan yang tidak produktif dengan meniru beberapa karakteristik terumbu alami dengan maksud memperbaiki ekosistem yang rusak, sehingga dapat memikat jenis-jenis organisme laut untuk hidup dan menetap
serta meningkatkan produksi perikanan.
Sambung Muslimin, dalam pembuatan apartemen tersebut di lakukan pemasangan bibit karang.
“Bibit karang yang dipasang merupakan jenis dari acropora sebanyak 6 spesies. Nanti juga akan kita pantau terus perkembangan bibit untuk kesuksesan kegiatan ini,” ujarnya.
Muslimin menyebutkan bahwa setelah pekerjaan selesai di bawah laut, pekerjaan tersebut harus dikawal bersama baik pemeliharaan dan keberadaannya.
“Kami berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait dan masyarakat khususnya nelayan dapat bersama-sama menjaga keberlanjutan terumbu karang buatan ini, dan ini bisa sejalan dengan wisata bawah air,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan Kabupaten Kepulauan Anambas Syamsuherman mengatakan program terumbu karang buatan merupakan solusi untuk pemulihan terumbu karang.
“Pada dasarnya kegiatan terumbu karang buatan merupakan salah satu upaya yang sangat baik dilakukan untuk pemulihan terumbu karang. Pemerintah daerah dalam hal ini dinas perikanan sangat mendukung kegiatan ini,” ujarnya.
Ia pun berharap agar kedepan kegiatan ini dapat terus dilakukan.
“Kegiatan terumbu karang buatan ini harus tetap dipantau dan dimonitoring perkembangannya dan harapannya agar kita semua termasuk nelayan untuk ikut menjaga terumbu karang buatan ini. Terumbu karang pada umumnya merupakan tempat ikan berkembang biak,” tutup Herman.
Program terumbu karang buatan ditujukan untuk masyarakat di Kabupaten Kepulauan Anambas, dikerjakan oleh masyarakat dan nelayan bersama instansi terkait dan diharapkan akan dirasakan manfaatnya secara jangka panjang. (Red)