ANAMBAS-ZONASIDIK.COM|Dr. Masykur, ST. MM, Kepala dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) dinobatkan gelar Datuak Rajo Tuo oleh kaum kenagarian Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam Sumatera Barat. Penunjukan Dirinya selaku Datuak dilakukan dengan cara Idiuk Bakarilahan atau hidup berkerelaan, Minggu, (7/7/2019).
Adapun penganugerahan diberikan melalui proses adat, dengan tahapan Baralek Datuak yang dilakukan setelah musyarawah dalam kaum, selanjutnya dibawa ke tahapan Kenagarian atau Desa dan Kecamatan. Setelah proses-proses tersebut dilalui dan disetujui oleh persukuan. Dimana tahapan sebelumnya diawali dengan pemotongan seekor kerbau pada 1 (satu) hari sebelum dilaksanakan Baralek Datuak.
Gelar Datuk di Minangkabau tersebut merupakan salah satu gelar adat yang diberikan kepada seseorang melalui kesepakatan suatu kaum atau suku yang ada di wilayah Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat dan selanjutnya disetujui sampai ketingkat rapat adat oleh para tokoh pemuka adat setempat.
Mantan kepala Dinas Perhubungan (Dishub) KKA tersebut mengatakan, komunikasi dan hubungan baik terus terjaga walaupun dari kecil sudah pindah ke Kabupaten Kepulauan Anambas.
“Meskipun saya sejak usia 1,5 tahun dibawa oleh kedua orang tua tinggal di Tarempa, namun komunikasi dan kedekatan dengan keluarga di kampung kelahiran tetap terjaga dengan baik” ucap Masykur, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp.
Masykur menceritakan, bahwa sejak 1 (satu) tahun yang lalu proses penunjukannya sebagai Datuak telah diproses oleh Ninik-Mamak dikampung. Lanjut, kata Ia, proses tersebut diawali dengan mengumpulkan semua kaum dalam sepersukuan Jambak di Kanagrian Salo.
“Penunjukan selaku Datuak dilakukan dengan Idiuk Bakarilahan atau hidup berkerelaan, dimana Datuak yang digantikan masih hidup namun mengingat kesehatan tidak mungkin untuk menjalankan fungsi sebagai seorang Datuak, sehingga rela untuk melepaskan gelar Datuak tersebut,” jelasnya.
Usai pemberian gelar, Masykur mengaku, gelar Datuak yang diberikan kepadanya merupakan sebuah kehormatan dari ninik-mamak dan kaum dalam sepersukuan.
“Diawali degan niat untuk mempertahankan adat dan tradisi serta menyatukan keluarga besar, saya memberanikan diri untuk mengemban gelar ini. Semoga dengan penganugerahan ini, akan memberikan dampak positif bagi kemajuan KKA,” harap Masykur.
Dalam prosesi pemberian gelar adat, Masykur didampingi rombongan dengan menggunakan pakaian berwarna hitam dari kaum kenagarian Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam Sumatera Barat. (Red)
Foto : Istimewa