ANAMBAS-ZONASIDIK.COM | Nelayan di Desa Air Bini Kecamatan Siantan Selatan mengeluhkan hasil tangkapan sering terbuang. Hal tersebut terjadi karena tidak memiliki penampung ikan tetap.
“Kendala kita disini karena tidak ada penampung tetap yang membeli ikan hasil tangkapan nelayan,” ungkap Basri Ketua Kelompok Nelayan Bagan Apung di Desa Air Bini kepada Zonasidikcom, (Senin 30/9/19).
Basri menjelaskan bahwa hasil tangkapan nelayan khususnya nelayan dengan alat tangkap bagan apung sering terbuang dan kalau dibeli dengan harga yang sangat murah.
“Sekitar 21 hari kelaut, hasil tangkapan kita mencapai 2 ton ikan, ada beberapa jenis ikan hasil tangkapan bagan apung seperti ikan tamban dan ikan selayang yang hanya dibeli Rp. 3000 per kilogram. Sedangkan untuk ikan bilis (teri) sering terbuang karena tidak ada yang mau membeli,” ungkapnya.
Menurut Basri, selama ini hasil tangkapan nelayan di jual dengan penampung yang ada di Desa Air Bini dan akan kembali dijual kepada pelaku usaha ikan budidaya di Desa Air Sena Kecamatan Siantan Tengah.
“Hasil ikan kita dijual ke pelaku usaha budidaya di Desa Air Sena itupun terbatas jumlah yang dibeli, karena menyesuaikan dengan kebutuhan mereka untuk konsumsi ikan budidaya didalam kem (keramba),” jelasnya.
Selain itu, kata Basri, hasil tangkapan nelayan di Desa Air Bini sulit dijual ke penampung ikan di Tarempa, karena menunggu jadwal kapal (kargo) membawa ikan ke Tanjungpinang atau Bintan.
“Kalau penampung ikan di Tarempa, baru bisa dijual sewaktu ada kapal kargo yang mau berangkat ke Tanjungpinang itupun kalau penampung ikan mau membeli,” tuturnya.
Ia berharap, agar ada penampung ikan tetap yang membeli hasil tangkapan nelayan dengan harga normal.
Sambung Ia, pada musim-musim tertentu hasil tangkap nelayan sangat berlimpah dan itu selalu terbuang percuma, khususnya ikan bilis (teri).
(Red)