ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Dedi Syahputra Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas menyayangkan masih ada praktik penangkapan ikan dengan cara merusak (destructive fishing).
Dedi meminta oknum nelayan untuk menghentikan cara menangkap ikan yang merusak lingkungan tersebut.
“Sampai sekarang masih ada yang mengeluhkan terkait ada oknum nelayan kita menggunakan alat penangkapan ikan dengan cara merusak seperti penggunaan potassium,” kata Dedi, Minggu (4/7/2021).
Dedi mengatakan praktek destructive fishing di Kabupaten Kepulauan Anambas harus diperbaiki dan menjadi kesadaran kita semua supaya tidak menambah kerusakan sumber daya laut.
“Masyarakat harus sadar bahwa penggunaan potassium merusak, pada akhirnya terumbu karang semua rusak, sumber daya ikan terancam, maka terancam pula pendapatan nelayan dan kita meninggalkan hal buruk pada anak dan cucu generasi mendatang,”
“Jangan sampai generasi mendatang tidak dapat ikut menikmati hasil laut, karena ekosistem laut sudah rusak,” sambungnya.
Dedi mengatakan bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Selain itu juga, ada pontensi wisata dan potensi maritim, kalau dijaga dan dioptimalkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dedi yang akrab bersama nelayan tersebut yakin bahwa masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas sadar bahwa laut itu memberikan mereka kehidupan. Oleh karenanya, penggunaan potassium sangat mengancam keberlanjutan sumber daya ikan dan merusak terumbu karang.
“Pemulihan terumbu karang itu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang sangat lama, kalau masih menggunakan alat tangkap merusak seperti potassium maka terumbu karang akan habis,” ujar Dedi.
Padahal, sambung Dedi, keberadaan terumbu karang sangat penting bagi ekosistem laut. Di terumbu karanglah ikan bertelur, beranak-pinak, dan berkembang biak serta menjadi objek pariwisata terumbu karang.
Untuk itu, Dedi mengajak masyarakat terkhusus nelayan mensyukuri potensi laut yang luar biasa dengan menjaganya. Dengan menjaga laut Kabupaten Kepulauan Anambas tetap baik artinya kita mendukung pembangunan perikanan secara nasional.
Di Anambas, kata Dedi, mayoritas masyarakat hidup pesisir dan berprofesi sebagai nelayan. Dimana dalam hal ini jumlah nelayan kurang lebih 5 ribu jiwa belum ditambah dengan keluarga nelayan yang bergantung pada hasil ikan.
Disisi lain, Dedi mengungkapkan mayoritas penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas sekitar 95 persen lebih bergantung pada pasokan ikan sebagai sumber pangan meraka.
Dia menyakini kalau laut dijaga dengan baik dengan tidak menggunakan alat penangkapan ikan yang merusak, maka sumber daya ikan akan produktif.
Oleh karenanya, ia menghimbau agar pengurus dan nelayan untuk bersama-sama menjaganya.
Editor | Pinni