LINGGA-ZONASIDIK.COM| Tradisi Likuran atau Malam 7 Likur dengan memasang ribuan Lampu Pelita, dilaksanakan oleh warga Lingga di tengah Pandemi Covid-19, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pantauan awak media, Sabtu (08/05/21) malam, selain memasang lampu pelita di sepanjang pinggir jalan di setiap perkampungan yang ada di Lingga, warga juga membuat pintu gerbang yang biasanya dipersiapkan dari pertengahan Bulan Ramadhan.
Seperti di Kampung Seranggas Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga yang jauh dari pusat perkotaan, walaupun hanya dengan bermodalkan potongan kayu dan lampu pelita yang berbentuk pintu gerbang, suasana Likuran warga setempat tetap terlihat meriah.
Dikatakan Yasir, salah satu Pemuda Kampung Seranggas, saat berada di lokasi lampu pelita berbentuk pintu gerbang tersebut, tradisi Malam 7 Likur di Lingga yang dihiasi ribuan bahkan jutaan lampu pelita di setiap perkampungan memang selalu di nantikan oleh setiap warga masyarakat, khususnya warga masyarakat muslim.
Selain menjadi pemandangan indah, momen tersebut juga mejadi kerinduan para perantau yang merasa ingin pulang kampung, berkumpul bersama keluarga sambil menyambut datangnya Bulan Syawal atau Hari Raya Idul Fitri.
Namun menurut Yasir, di tengah Pandemi Covid-19 saat ini, hal tersebut hanya menjadi impian bagi warga yang belum sempat pulang ke kampung, peraturan tentang larangan mudik sudah dikeluarkan oleh pemerintah.
“Saya turut merasa apa yang dirasakan oleh kawan-kawan yang berada jauh di perantauan, semoga kawan-kawan selalu kuat, dan selalu di berikan kesabaran, dan jangan lupa sama-sama kita doakan agar Pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga sama-sama dapat berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara,” ujar Yasir.
Yasir menambahkan, Covid-19 bukan merupakan hambatan bagi para pemuda untuk berbuat, dan juga kontribusi tenaga dari setiap pemuda dalam bekerjasama membangun kampung merupakan sebuah keharusan, dimana hal tersebut sangat di perlukan untuk memajukan daerah tempat tinggal.
“Contohnya, seperti pembuatan pintu gerbang 7 likur, karena kekompakan juga lah segala sesuatu yang sulit pasti ada jalan keluar,” pungkas Yasir.
Di lokasi berbeda, tepatnya di pusat perkotaan Daik Lingga, warga terlihat begitu antusias dan ramai mengisi jalan dengan berkendara sambil menikmati pemandangan lampu pelita dan juga bersua photo. (Dni)
Editor | Pinni