Suara Rakyat oleh Marjohan
Jeritan Hati Kami (Honorer Kantor dan Sekolah) yang Dirumahkan atau Diberhentikan Sepihak
Wahai Bapak Presidenku,
Yang Mulia Tuan Prabowo Subianto.
Saya adalah rakyatmu, yang hidup di tanah seberang lautan.
Telah tersiar kabar yang membahagiakan: negara hadir melalui Menpan RB dan BKN, membuka peluang bagi honorer untuk mengikuti seleksi CPNS, PPPK, bahkan PPPK Khusus.
Alhamdulillah, kami bersyukur. Kami sujud syukur dan berterima kasih atas kebijakan yang memberi harapan baru.
Betapa bahagianya hati dan keluarga kami mendengar kabar itu.
Namun, wahai Tuan Pemimpin, di balik kabar yang membahagiakan tersebut, tersimpan duka yang mendalam di sebagian jiwa kami — anak-anak bangsa di negeri tercinta ini.
Mengapa demikian?
Karena banyak saudara-saudara honorer diberhentikan sepihak atau dirumahkan, baik di kantor pemerintahan maupun di sekolah-sekolah.
Ada yang diberhentikan oleh kepala dinas, kepala sekolah, bahkan oleh gubernur, bupati, atau wali kota.
Pengabdian dan profesi yang telah kami tekuni puluhan tahun hancur diterpa badai kebijakan — kebijakan di masa pemerintahan Bapak sendiri.
Suami, istri, anak, ayah, dan ibu kami ikut menanggung luka di dada.
Kami yang selama ini menjadi bagian dari roda pelayanan publik kini tersingkir tanpa penghargaan.
Kami bukan pengkhianat bangsa.
Kami tidak menimbun kekayaan, tidak menjual diri pada asing, tidak pula berpaling dari merah putih.
Namun karena batas usia satu tahun lebih, kami tidak dapat lagi mengikuti seleksi PPPK.
Kami bukan pekerja paruh waktu, bukan outsourcing, dan kami pun tidak menerima pesangon.
Kami hanya “dirumahkan” — tanpa peringatan, tanpa surat resmi.
Apakah kebijakan ini tak meninggalkan noda, Bapak Presiden?
Kami mungkin tak pandai dalam bahasa undang-undang, namun kami tahu, negara punya banyak aturan yang menjamin hak tenaga kerja — dari undang-undang hingga keputusan Mahkamah Konstitusi.
Kami merasa dibuang di tanah sendiri, menjadi korban kebijakan birokrasi yang dingin.
Yang terhormat Bapak Presiden,
Nama Bapak harum di kancah global; pidato dan tindakan Bapak memberi semangat baru bagi bangsa.
Kami percaya, Bapak ingin menjadikan pribumi tuan di negeri sendiri.
Kami berharap, lahir kebijakan yang mem-PPPK-kan perangkat desa, membuka lapangan kerja luas untuk rakyat Indonesia, dan mengembalikan harga diri honorer yang telah lama mengabdi.
“Seseorang tidak jatuh karena batu besar, tetapi karena kerikil kecil yang membuatnya tersandung dan terperosok ke jurang.”
“Tidak keris bila tiada terkandung tujuh PA.”
Tanah Seberang Lautan, 7 Oktober 2025
Salam hormat kami,
Para Honorer yang Dirumahkan