Oleh
Gani Darmawan, Pendamping Program Ketahanan Pangan Medco E&P Natuna Ltd
Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan lokal di wilayah Kepulauan Anambas, perusahaan energi Medco E&P Natuna Ltd menggulirkan program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada budi daya sayuran.
Program ini tidak hanya menjadi solusi atas keterbatasan pasokan pangan akibat kondisi geografis dan cuaca ekstrem, tetapi juga menjadi sarana peningkatan kapasitas masyarakat dalam bercocok tanam secara mandiri dan berkelanjutan.
Menjawab Tantangan Pangan di Wilayah Terpencil
Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah kepulauan yang masih menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan, terutama sayur-mayur.
Ketergantungan terhadap komoditas yang didatangkan dari luar daerah seperti Tanjung Pinang membuat harga meningkat tajam pada musim angin utara. Ketika kondisi cuaca ekstrem memaksa kapal-kapal logistik berhenti beroperasi, stok pangan menjadi terbatas dan masyarakat pun kesulitan memperoleh bahan makanan segar.
Menjawab tantangan tersebut, Medco E&P Natuna Ltd sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas menggagas Program Ketahanan Pangan yang fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal.
Inisiatif ini diarahkan untuk memperkuat kemandirian pangan melalui pemanfaatan pekarangan rumah dan lahan terbuka sebagai area budi daya sayuran.
Salah satu pilar utama program adalah pelatihan intensif mengenai Good Agricultural Practice (GAP) atau tata cara budidaya pertanian yang baik dan berkelanjutan.
Berkolaborasi dengan Yayasan Tunas Negeri Anambas, Medco E&P menghadirkan rangkaian pelatihan dan pendampingan dalam konsep Training of Farmer (TOF) yang memadukan teori dan praktik langsung di lapangan.
Materi pelatihan mencakup pemilihan benih unggul, pengolahan media tanam, teknik penyemaian yang tepat, pembuatan pupuk organik, hingga pengelolaan hama melalui metode ramah lingkungan. Pendekatan ini tak hanya mendorong peningkatan produktivitas panen, tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem pertanian.
“Harapan kami, masyarakat tidak sekadar menanam, tetapi memahami seluruh tahapan budidaya sehingga hasil yang didapat benar-benar optimal dan dapat berkelanjutan,” ujar salah satu pendamping petani dari Yayasan Tunas Negeri Anambas.
Selain edukasi, program ini juga memberikan dukungan berupa bantuan sarana pertanian, seperti kultivator, alat semprot, watering system, serta berbagai benih sayur seperti kangkung, bayam, cabai, dan terung. Bantuan tersebut diberikan kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan dan menunjukkan komitmen untuk terus mengembangkan kebun mereka.
Dukungan ini menjadi pemicu semangat baru terutama bagi warga desa yang sebelumnya belum memiliki akses pada sarana bercocok tanam. Dengan alat dan benih yang tersedia, peserta bisa langsung menerapkan keterampilan yang mereka dapatkan.
“Kalau dulu kami harus beli sayur dari luar, sekarang kami bisa panen sendiri di halaman rumah. Anak-anak pun lebih senang makan sayur karena ikut menanamnya,” ungkap salah satu petani dampingan program Ketahanan Pangan Medco E&P Natuna Ltd.
Dampak positif program ini terasa dalam berbagai aspek. Produksi sayur lokal yang meningkat tidak hanya mencukupi konsumsi keluarga, tetapi juga membuka peluang penjualan di pasar sekitar, memberikan pemasukan tambahan bagi rumah tangga.
Pemberdayaan ini turut meningkatkan peran ibu rumah tangga dalam kegiatan produktif serta menumbuhkan rasa percaya diri mereka.
Program Ketahanan Pangan Medco E&P Natuna Ltd Libatkan Petani Milenial

Tak kalah penting, program ini berhasil menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Munculnya petani-petani milenial menjadi capaian signifikan, mengingat sektor pertanian sering dianggap kurang menarik bagi generasi penerus.
Kini semakin banyak pemuda Anambas yang terlibat langsung dalam kegiatan pertanian. Mereka hadir sebagai generasi penerus yang siap melanjutkan semangat ketahanan pangan di daerah kepulauan, dengan cara bertani yang lebih tertata, produktif, dan berbasis ilmu.
Program ini tidak hanya berfokus pada produksi pangan tetapi juga menciptakan peluang pendapatan yang menjanjikan. Para petani milenial diproyeksikan bisa meraih pendapatan antara Rp5 juta hingga Rp10 juta per bulan dari hasil panen.

Medco E&P Natuna Ltd menegaskan bahwa inisiatif tersebut merupakan bagian dari strategi keberlanjutan yang berorientasi jangka panjang, bukan sekadar pemenuhan program CSR.
Dengan pendekatan yang partisipatif dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat, perusahaan berharap Anambas dapat berkembang menjadi contoh daerah kepulauan yang tangguh dalam menghadapi tantangan ketersediaan pangan.
Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis kebutuhan lokal, program ini memperlihatkan bahwa ketahanan pangan di wilayah kepulauan dapat diperkuat melalui langkah-langkah sederhana yang dilakukan secara konsisten.
Kolaborasi erat antara Medco E&P Natuna Ltd, SKK Migas, Yayasan Tunas Negeri Anambas, pemerintah daerah, serta dukungan penuh dari masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini dalam memastikan akses pangan yang lebih baik bagi seluruh warga Anambas.


