ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Wabah virus corona (COVID-19) membuat nelayan dan pelaku usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Anambas dirugikan. Sebab ikan ekspor ke Negara Malaysia dan Singapore tidak bisa dikirim.
Kedua negara tetangga tersebut diketahui menerapkan lockdown (isolasi wilayah) untuk menekan resiko penularan virus corona.
Salah seorang nelayan di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Hendri mengatakan harga ikan ekspor mengalami terjun bebas.
” Harga ikan ekspor atau ikan kelas biasa kita sebut sudah sebulan ini turun,
ikan kerapu sonok harga Rp 120 ribu per kilogramnya, namun sekarang diambil pedagang di Tarempa Rp 90 per kilogramnya sedangkan ikan
kisi bali (kakap merah) normalnya diambil Rp 60-80 ribu per kilogram tetapi sekarang hanya 20-30 ribu per kilogramnya,” kata Hendri, Sabtu (21/3/2020)
Jatuhnya harga Ikan ekspor menurutnya karena penampung di Tanjungpinang, Bintan dan Batam tidak bisa melakukan ekspor ke Singapore dan Malaysia.
Sementara itu, salah seorang penampung ikan di Tarempa Kabupaten Kepulauan Anambas, Tiar mengatakan kedua negara yang menjadi tujuan ekspor ikan dari Kabupaten Kepulauan Anambas menutup wilayahnya.
” Malaysia pada 21/3/2020 sudah tutup, kalau Singapore pada 22/3/2020, sampai tanggal berapa penutupan ini berlaku, belum kita ketahui soalnya ini terkait virus corona,” jelasnya.
Akibatnya, menurut Tiar, para pelaku usaha mengalami kerugian, sebab ikan yang dikirim untuk di eskpor terpaksa dijual di pasar lokal di Tanjungpinang dan Batam.
” Sebelumnya, ada beberapa ikan yang sudah kita kirim untuk ekspor, karena tidak bisa di kirim jadi kita jual di Tanjungpinang dan Batam,” ujarnya.
Sementara ini, lanjut Tiar, jenis ikan eskpor yang paling mengalami kerugian besar bagi pelaku usaha dan nelayan.
Hal tersebut, ditambah Tiar, sudah berlangsung selama sebulan.
(Red)