Ramadhan, Momentum Penguatan Moral Wartawan (Episode Terakhir)

Oleh : Asril Masbah

Tanpa terasa, waktu terus berlalu. Hingga sampailah kita pada penggalan sepuluh akhir Bulan Ramdhan. Tahapan memasuki babak final dari sebuah proses pentarbiyyahan dari nilai- nilai yang terkandung di dalamnya.

Jika dikaitkan dengan profesi jurnalistik, kita juga dapat menemukan makna penting dari penggalan sepuluh akhir Ramadan ini, yang kemudian dapat menjadi sudut pandang untuk penguatan moral profesi Wartawan.

Bacaan Lainnya

Diantaranya, keberhasilan seorang Wartawan atau Jurnalis itu, dapat diraih, jika melalui tahapan proses panjang. Tidak akan mungkin berhasil dengan proses yang instan atau karbitan.

Wartawan, hanya akan mendapatkan pengakuan publik akan eksistensinya, melalui kekuatan karya tulis jurnalistiknya. Jika tidak berkemampuan menulis, maka label sebagai Wartawan itu hanyalah kamuplase belaka.

Untuk memiliki kemampuan menulis, tentulah harus menjalani masa kerja secara kontinyu sebagai seorang Wartawan. Setidaknya, perlu waktu dua tahun, sebagai priodesasi paraktek lapangan. Tentunya terlebih dahulu telah memahami ilmu dasar jurnalistik secara teoritis.

Setelah berkemampuan menulis, karier berikutnya, seorang Wartawan akan berkemungkinan ditarik ke dapur redaksi, untuk tunak sebagai Redaktur atau Editur. Baru kemudian layak berada pada posisi Pemrad (Pemimpin Redaksi).

Secara formal, ada jenjang pendidikan internal yang di atur oleh Dewan Pers yang harus dipenuhi untuk sebuah standarisasi profesi. Yaitu, lulus Uji Kompetensi Wartawan ( UKW) mulai dari tingkat UKW Muda, UKW Madia dan UKW Utama.

Jika semua proses itu dilalui secara konsisten, seorang Wartawan juga memiliki peluang karier selanjutnya yang sangat dimungkinkan. Bisa menjadi seorang pengusaha sukses di bidang perusahan media, bisa juga lahir sebagai tokoh politik sebagai puncak prestasi.

Demikian juga hikmah pembelajaran yang terdapat dalam ibadah Ramadhan. Puncak dari pencapaiannya adalah meraih kemenangan. Jika dari awal, ibadah yang dijalani dari tahap demi tahap secara konsisten.

Kemenangan yang dimaksud, lebih kepada kedudukan yang tertinggi dan mulia dalam strata kehidupan yakni taqwa. Sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah SWT. ” Wahai orang- orang yang beriman! Diwajibkan bagimu berpuasa, sebagainya telah diwajibkan atas orang- orang sebelum kamu.Semoga kamu menjadi orang- orang yang ber-taqwa,” QS: Al- Baqoroh 183.

Semoga, Ramadhan 1443 H, mampu menjadi momentum terhebat dalam lembaran panjang kita sebagai Insan Pers. Mampu menjadi spirit moralitas yang kuat dalam menjalankan misi penyampai kabar kebenaran.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *