JAKARTA-ZONASIDIK.COM| Saat ini vaksin menjadi buah bibir masyarakat, tak hanya Indonesia, namun juga dunia, khususnya terkait dengan pandemi Covid-19 yang belum terlihat tanda-tanda berakhirnya. Ternyata tak hanya manusia, hewan – termasuk ikan – pun memerlukan vaksin untuk mencegah dari serangan penyakit. Demikian pula dengan nila, si ikan konsumsi air tawar ini, juga memerlukan vaksin, yang kini dikembangkan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Ikan nila rentan terhadap dua penyakit yang timbul bersamaan (ko-infeksi), yaitu Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dan Streptococcosis, dengan nilai angka kesakitan (insidensi) sebesar 60% dari total populasi ikan nila. Dengan hadirnya vaksin kombinasi antara A. hydrophila – S. agalactiae dapat berguna sebagai salah satu alternatif pencegahan penyakit potensial pada budidaya ikan nila. Pengembangan vaksin kombinasi ini didasari dengan asumsi bahwa vaksin ini diharapkan akan memberikan perlindungan lebih baik dibandingkan jika diberikan vaksin tunggalnya (vaksin A. hydrophila saja atau vaksin S. agalactiae saja). Ikan nila yang telah divaksin memiliki kekebalan ketika diuji tantang secara bersamaan dengan A. hydrophila dan S. agalactiae dengan nilai kelulusan hidup relatif (Relative Percent Survival, RPS) sebesar 56.7.
Bidang invensi vaksin koktail Aeromonas hydrophila – Streptococcus agalactiae yang berfungsi untuk meningkatkan respon kekebalan spesifik terhadap infeksi bakteri A. hydrophila dan S. agalactiae pada budidaya ikan nila telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan nomor P0020161716 pada 15 Maret 2016, dan telah memperoleh sertifikat paten nomor IDP000065965 atas nama Sentra Hak Kekayaan Intelektual KKP. Inventor yang terlibat adalah para peneliti BRSDM, terdiri dari Tuti Sumiati; Desy Sugiani; Angela Marianan Lusiastuti; Taukhid; dan Uni Purwaningsih. Aspek-aspek invensi meliputi 1) klaim jenis asal isolae bakteri, 2) komposisi (kandungan) dan formulasi/kombinasi, serta konsentrasi isolat bakteri yang digunakan dalam pembuatan vaksin kombinasi A. hydrophila – S. agalactiae, 3) proses pembuatan vaksin kombinasi A. hydrophila – S. Agalactiae; dan 4) rekomendasi pemberian aplikasi vaksin.
Komersialisasi HKI vaksin koktail A. hydrophila – S. agalactiae dapat mendukung pemerintah dalam arah kebijakan strategis untuk pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan melalui pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan untuk menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi serta menjaga kondisi lingkungan yang optimal dengan program unggulan KKP yaitu Gerakan Vaksinasi Ikan (Gervikan) sejak tahun 2012. Tujuan utamanya adalah mensosialisasikan penggunaan vaksin sebagai upaya pengendalian penyakit ikan yang aman, efektif dan murah, serta mendorong penyediaan vaksin oleh penyedia isolat dan produsen obat ikan untuk memproduksi vaksin ikan secara massal. Dukungan produk vaksin ini sangat bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan pembudidaya ikan akan ketersediaan produk vaksin untuk ikan. Hal ini dapat mendukung pengembangan perikanan budidaya nasional.
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan, arahan untuk mengembangkan perikanan budidaya ini merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo kepada KKP. Pihaknya merespon arahan tersebut melalui riset dan peningkatan kapasitas SDM, salah satunya di bidang pengembangan vaksin untuk ikan, dalam hal ini adalah caprivac hydrogalaksi. Pengembangan vaksin ini dilakukan melalui kerja sama antara Balai Riset Perikananan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) KKP, dengan PT Caprifarmindo Laboratories.
Caprivac hydrogalaksi merupakan vaksin inaktif yang mengandung strain bakteri Aeromonas hydrohyla AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N14G isolat lokal, yang mempunyai kemampuan melindungi ikan terhadap serangan penyakit MAS dan Streptococcosis. Caprivac hydrogalaksi diformulasi dalam bentuk solution sehingga mudah dalam aplikasi, baik secara injeksi maupun rendam. Caprivac hydrogalaksi merupakan solusi tepat untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit MAS dan Streptococcosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae.
Vaksin Koktail Hydrogalaksi Vac untuk Pencegahan Penyakit Ko-infeksi MAS dan Streptococcosis pada ikan Nila, Oreochromis niloticus” masuk dalam Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Tahun 2016, yang ditandatangani Menteri Kelautan dan Perikanan. Sebagai tindak lanjutnya ditandatangani kerja sama pengembangan vaksin ikan pada 2018 di Kantor Pusat KKP, Jakarta, antara BRPBATPP dengan PT Caprifarmindo Laboratories. Selanjutnya dilakukan penandatanganan Perjanjian Lisensi dan serah terima Master Seed / Working Seed bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae pada 2020 di Bogor oleh BRPBATPP dan PT Caprifarmindo Laboratories.
Sumber: Humas BRSDM