HNSI Bersurat Ke Gubernur Kepri dan KKP RI Terkait Buoy Di Platfrom Migas

Sofian Wakil Sekretaris DPC HNSI Kabupaten Kepulauan Anambas menunjukkan surat yang akan dikirim ke Plt Gubernur Kepri dan KKP RI.

ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC-HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), Sofian mengatakan pihaknya akan menyurati Plt Gubernur Kepulauan Riau terkait pemasangan buoy atau yang dikenal alat pelampung.

“Ia, surat sudah kita siapkan untuk dikirim ke Pak Isdianto Plt Gubernur Kepri,” kata Sofian pada zonasidikcom, Senin (07/10/19).

Aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu mengatakan, HNSI KKA akan menyampaikan persoalan tersebut kepada Gubernur Kepri untuk keselamatan nelayan di Kepulauan Anambas yang melakukan penangkapan ikan di lokasi pratform migas milik PT Medco E&P Natuna Ltd, PT Primier Oil dan PT Star Energy.

Bacaan Lainnya

“Kita sudah mengusulkan kepada pihak perusahaan migas yang beroperasi di Anambas 1,7 tahun lalu tetapi tidak didengar, makanya kita meminta Plt Gubernur Kepri membantu nelayan di Kepulauan Anambas ini terkait keselamatan nelayan,” terang Sofian.

“Aktifitas nelayan melakukan penangkapan ikan di sekitar platfrom migas sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan, tentu nelayan di laut melakukan aktifitas memasak, merokok dan lain-lain sedangkan disitu lokasi pengeboran minyak dan gas ditambah aktifitas keluar masuk kapal milik perusahaan,” lanjut Sofian.

Terkait itu, Ia mengatakan HNSI KKA akan berupaya meneruskan kepada pemerintah pusat.

“Rencana kita juga akan menyurati KKP RI di Jakarta, masak sudah setengah abad perusahaan migas beroperasi di Anambas hanya untuk pemasangan buoy untuk keselamatan nelayan pihak perusahaan hitung-hitungan,” jelasnya.

Ditambah Sofian, selama ini memang HNSI KKA menyoroti program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan migas yang beroperasi didaerahnya.

“Untuk program CSR mereka memang bisa dikatakan tidak pernah menyentuh nelayan, khususnya nelayan tangkap. Di Anambas ini jumlah nelayan hampir 5000 orang menurut data dari dinas Kependudukan,” tutup Sofian.

Informasi yang dihimpun zonasidikcom dari 3 perusahaan migas yang beroperasi di KKA PT Star Energy memiliki 5 platfrom, PT Primier Oil memiliki 4 platfrom dan PT Medco E&P Natuna Ltd memiliki 9 platfrom.

Dari keseluruhan platfrom perusahaan migas tersebut belum memasang buoy untuk keselamatan nelayan melakukan penangkapan ikan.

(Red)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *