ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas merindukan ketegasan kepemimpinan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti. Sebab, disaat Susi Pudjiastuti tidak lagi menjabat Kapal Ikan Asing (KIA) di laut Natuna Utara perairan Anambas dan Natuna semakin merajalela melakukan aktifitas penangkapan ikan secara ilegal.
Dengan semakin maraknya kapal ikan asing, nelayan Kabupaten Kepulauan Anambas sangat mengkhawatirkan keselamatannya saat melaut.
“Kami sangat ketakutan sekarang, kapal asing selalu ada kami ketemui saat mencari ikan, dimasa Buk Susi Menteri, kami aman dan ada kapal patroli di laut,” ujar Eko salah seorang nelayan di Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Rabu (17/6/2020).
“Sekarang keselamatan terancam, rumpun ikan yang kami buat habis di bantai jaring kapal asing, untuk memasang bubu ikan kami gak berani karena takut terbawa oleh jaring kapal asing,” ungkap Eko dengan rasa kesedihan.
Eko mengungkapkan bahwa pada 12 Juni 2020, dirinya bersama rekan satu motor (pompong) kembali bertemu dengan kapal ikan asing di koordinat 4.50-801 N- 104.16.501 E sedangkan melakukan aktifitas penangkapan ikan.
“Saat itu malam hari sekitar pukul 02.00 WIB, kalau sempat tidak sadar (ketiduran) hampir motor (pompong) kami terbawa jaring kapal asing,” cerita Eko.
“kami langsung bergegas menghidupkan mesin motor (pompong) dan lari menuju arah laut perbatasan Malaysia, saat itu kami ketakutan,” sambungnya.
Lanjut Eko menceritakan, besok siang harinya kembali bertemu dengan 4 kapal ikan asing berbody Vietnam arah menuju ke laut Malaysia.
Sementara itu, hal senada dilontarkan oleh rekannya Hadnan nelayan dari Kecamatan Palmatak, mengungkapkan bahwa maraknya kapal ikan asing di kepemimpinan Edhy Prabowo selaku Menteri Kelautan dan Perikanan sekarang membuat nelayan di Kepulauan Anambas sangat merindukan sosok Susi Pudjiastuti.
“Kami sekarang merindukan Buk Susi sewaktu menjadi menteri, sekarang ini kita seperti numpang di laut kita sendiri karena kapal asing baik dari Vietnam, Thailand dan China selalu ada,”
Hadnan juga menceritakan bahwa kapal ikan asing yang selalu diketemuinya mengunakan alat tangkap jaring dengan 2 kapal.
“Mereka mengunakan 2 kapal 1 jaring, tentu kalau kita tidak bisa menghindar akan ikut terbawa jaring, makanya sekarang kami selalu waspada pada saat di laut,”
“Kami berharap ada petugas di laut, waktu zaman buk Susi kapal petugas ada di laut dan kapal ikan asing hampir tidak ada, jadi kami sangat aman,” harap pria umur 44 tahun itu.
Sambung Ia, dengan banyaknya kapal ikan asing di laut membuat dirinya harus selalu waspada dikarenakan kalau tidak menyadari ada kapal ikan asing maka sewaktu-waktu bisa bernasib naas.
“Tengah nyenyak tidur bisa saja kita masuk dalam jaring mereka,”
Selain mengkhawatirkan keselamatan di laut, Ia juga mengeluhkan bahwa kondisi sekarang dengan banyaknya kapal ikan asing yang melakukan aktifitas penangkapan ikan secara ilegal mengakibatkan tangkapan nelayan jauh berkurang. (Red)