ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Kapal Ikan Asing (KIA) kembali marak mencuri ikan disekitar Laut Natuna dan Anambas Provinsi Kepulauan Riau.
Kegiatan illegal fishing tersebut sempat di dokumentasikan oleh nelayan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Salah seorang nelayan Desa Putik, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas Alfin bersama dua rekannya mengaku sempat mengambil video dan foto menggunakan telepon genggam miliknya.
“Iya betul, saya sendiri yang mengambil video rumpun ikan berbendera Negara Vietnam itu di titik koordinat 5°54°557 N 107°09°200 E atau hanya berapa puluhan Mil dari Pulau Laut, Kabupaten Natuna,” kata Alfin kepada zonasidik.com, Sabtu (5/6/2021).
Tidak hanya rumpun ikan berbendera Negara Vietnam, Alfin dan rekannya juga mendapati adanya aktifitas KIA berbendera Vietnam yang melakukan penangkapan ikan di laut Natuna pada 1 Juni dan 2 Juni 2021.
Alfian juga sempat mengunggah video dan foto kejadian tersebut di media sosial miliknya.
Ia menceritakan pada Selasa (1/6/2021) mendapati sekitar 20 KIA melakukan penangkapan ikan dimalam hari.
“Saya hitung jumlahnya 20 kapal asing, itupun yang terlihat cukup dekat, belum lagi yang posisi berada jauh dari kita,” jelasnya.
Menurut Ia, dampak maraknya KIA di laut Natuna Utara selain meresahkan dan mengancam keselamatan nelayan juga berdampak pada rusaknya terumbu karang sebagai daerah tangkapan nelayan.
“Terumbu karang banyak hilang dalam Global Positioning System (GPS) kita, itu akibat terumbu karang sudah rusak oleh jaring kapal ikan asing, dan ikan susah didapat karena dampak dari jaring itu,”
“Nelayan dari Kijang, Kabupaten Bintan juga mengeluhkan bubu ikan mereka juga sering hilang karena ulah kapal ikan asing,” sambungnya.
Terkait rumpun ikan berbendera Vietnam, Alfin menceritakan bahwa rumpun ikan tersebut adalah rumpun ikan yang sampai ke dasar dengan dipasang pemberat.
Saat itu, bendera Negara Vietnam yang dipasang di rumpun ikan tersebut dalam kondisi masih baru.
Diketahui, sebagian nelayan Kabupaten Kepulauan Anambas melakukan penangkapan ikan sampai di Laut Natuna Utara dengan pompong mayoritas ukuran 5 Gross Tonnage (GT).
Editor | Pinni