Keluhkan Hasil Panen Rendah Pembeli, Petani Air Etang Berharap Pemerintah Anambas Cari Solusi

Ilustrasi pompong warga mengakut hasil pertanian berupa kelapa (Foto: Net)

ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Petani Dusun Air Etang, Desa Air Putih, Kecamatan Siantan Timur mengeluhkan terkait komoditi hasil panen yang cenderung terlalu rendah pembelinya.

Fluktuatif ini tentunya membuat ekonomi masyarakat setempat semakin sulit, sehingga beberapa petani enggan melaksanakan aktifitas pertaniannya lagi.

Hal itu dialami seorang petani kelapa bernama Dandi. Ia mengutarakan, kurangnya pembeli dikarenakan tidak adanya penampung dalam skala besar.

Bacaan Lainnya

“Kami petani khususnya di Air Etang, Desa Air Putih sangat merasa tidak baik-baik saja terkait hasil panen, karena hasil panen lalu kami jual ini pembeli tidak mengambil 100 persen. Seperti kelapa, sekali panen perbulan mencapai 8 ribu buah, namun pembeli hanya mengambil 500 setiap minggu,” ungkap Dandi kepada zonasidik.com, Selasa (30/01/2024).

“Nah, hal ini mengakibatkan kami para petani tidak merasa sejahtera karena jumlah pembelian terlalu sedikit sedangkan kami bisa memproduksi lebih banyak,” tambahnya.

Bahkan lebih parahnya lagi, hasil panen tersebut dibeli dengan harga murah.

“Hasil panen kepala ini laku seharga Rp 2.500 per buah, harga ini menurut kami tidak sesuai karena kami membawa ke Tarempa juga memakan ongkos transportasi,” keluhannya.

Dandi berharap masalah ini dapat diatasi oleh dinas terkait, mengingat tanaman kelapa juga merupakan salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa negara, sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta sumber pendapatan petani perkebunan dan masyarakat.

Lebih jauh Dandi mengatakan, sebelumnya Ia juga memproduksi perkebunan ubi, pisang dan sayur-mayur. Namun daya minat yang semakin terus berkurang Dirinya enggan menekuni perkebunan tersebut.

“Untuk sayur-sayuran kami akan produksi jika pesanan dalam skala besar saja, dikarenakan jarak tempuh yang amat jauh jika membawa hasil panen sedikit maka kami akan rugi,” ucapnya.

Lanjut kata Dia, jika pemerintah bisa menyediakan penampung untuk hasil tani atau memberikan jembatan untuk penjualan hasil tani, maka petani pasti akan merasa sejahtera dan tidak akan khawatir tentang pembiayaan untuk hidup sehari-hari.

“Tapi sangat disayangkan kami petani saat ini belum merasakan akan hal itu. Jadi saya selaku masyarakat mewakili para petani khususnya di Air Etang bermohon kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas agar sedikit memperhatikan kami para petani agar bisa hidup dengan layaknya. Jadi kami tidak khawatir lagi tentang anak-anak kami yang bersekolah,” ujarnya.

“Alangkah bahagianya kami jika Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas memperhatikan produksi hasil tani kami dan menyediakan market untuk penjualan hasil tani kami yang tidak dibatasi jumlahnya dan harga jual,” sambungnya.

Dandi juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas agar bisa mengawasi pembeli atau penampung hasil tani khususnya di Tarempa tidak membeli hasil tani dari luar daerah jika petani di Anambas memiliki produksi tersebut yang masih tercukupi.

“Saat ini banyak pembeli-beli khusus pasar Tarempa membeli hasil pertanian dari luar daerah kabupaten Kepulauan Anambas. Jadi mohon di perhatikan akan hal itu, karena ini menyangkut kesejahteraan kami para petani,” imbuhnya. (Pin)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *