Pejabat Anambas Sibuk Safari Ramadhan, Nelayan Gigit Jari

ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas gencar menggelar safari Ramadhan 1443 H, di tengah kelangkaan BBM jenis solar yang terus dikeluhkan nelayan.

Dalam sebulan terakhir, nelayan Anambas mengeluhkan atas kelangkaan solar subsidi, kondisi kelangkaan tersebut semakin meluas diseluruh kecamatan sampai desa.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Kelompok Nelayan Bagan di Desa Putik, Kecamatan Palmatak, Japridin saat dihubungi wartawan zonasidik.com, Minggu (24/04/2022) malam.

Bacaan Lainnya

“Saya sudah mencari ke sana-sini, dari agen minyak Aken di Air Sena (SPBU Kompak PT. Air Sena Jaya) hingga penjual encer di wilayah Kecamatan Palmatak, tidak ada lagi yang menjual minyak solar,” ungkapnya.

Akibat kelangkaan minyak tersebut, Japridin mengakui, Bagan yang Ia miliki itu sudah hampir sepekan tidak beroperasi. Yang mana diketahui, ini merupakan penghasilannya dalam mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari.

“Sudah memasuki hari ke 6, saya tidak melaut dikarenakan kelangkaan minyak solar. Hal ini sangat berdampak bagi saya dan ketiga nelayan yang bekerja dengan saya. Mengingat sebentar lagi memasuki lebaran (Hari Raya Idul Fitri) yang pastinya banyak keperluan yang dibutuhkan, sementara saat ini kami tidak ada pemasukan (pendapatan),” keluhnya.

Dari 7 nelayan Bagan yang berada di Desa Putik, kata Dia, hanya 4 Bagan saja yang saat ini masih beroperasi, sisanya tidak dapat melaut.

Hal senada juga dikeluhkan oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Siantan Timur, Hambibi kepada zonasidik.com saat dihubungi, Minggu (24/04/2022) malam.

“Dengan kelangkaan minyak solar ini, separuh dari nelayan di Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur tidak melaut hampir selama 10 hari,” ujarnya.

Dikatakannya, kelangkaan BBM jenis Solar ini yang berdampak bagi nelayan di Anambas dalam mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari bukan hanya sekedar isu dari mulut ke mulut saja, tetapi ini merupakan fakta di lapangan.

“Besar harapan saya kepada pemerintah daerah maupun wakil rakyat di Anambas, agar dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat, karena hal ini sangat berdampak sekali bagi mereka (nelayan) yang mencari nafkah untuk istri dan anak mereka,” harapnya. (Pin)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *