ANAMBAS-ZONASIDIK.COM | Madu kelulut, mulai dibudidayakan di Desa Langir, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri. Peternakan tersebut dilakukan oleh warga melalui program pemberdayaan masyarakat Scalling Up Anambas Rural-Smallholder (SUAR).
Lebah madu tanpa sengat yang berukuran kecil ini, merupakan salah satu jenis serangga yang hidup berkelompok dengan membentuk koloni. Masyarakat Anambas menyebutnya Peket.
Kelulut sendiri menghasilkan madu yang rasanya manis seperti madu lebah, tetapi terkadang bisa sedikit berubah rasa antara manis, asem, dan sedikit pahit.
Dalam pembudidayaan ini, warga Desa Langir yang ikut dalam membudidayakan madu kelulut dibagi dua kelompok. Masing-masing kelompok memiliki 50 sampai 55 stup atau sarang kelulut yang dibuat dari bahan kayu.
“Kita mengawali pembudidayaan peket ini dengan sekolah lapangan yang didampingi bang Bayu dari Kawungpitu Institute dalam program Suar. Dia hadir dan belajar bersama kami,” ucap Irham Hanapi anggota kelompok Satria Peket kepada media ini, Senin (6/1/2025).
Katanya, perawatan madu kelulut mudah dan praktis, dengan membersihkan sarang kelulut secara berkala dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Cukup mudah, budidaya nya aja sudah berlangsung tiga bulan. Bibit kita ambil dari Bogor, itu jenisnya tetragonula laeviceps,” terangnya.
Sejauh ini, lanjut Irham, problem atau masalah yang dihadapi di lapangan adalah curah hujan dengan intensitas tinggi, sehingga panen terhambat.
“Kita belum panen raya, tapi belajar untuk panen telah kita lakukan dan hasil simpelnya memuaskan. Nah, ini tergantung pada cuaca, jika curah hujannya tinggi maka perkembangan peket akan menurun,” ujarnya.
Terlepas dari itu semua, budidaya madu kelulut ini, adalah salah satu sektor bisnis yang potensial dan menciptakan sumber ekonomi alternatif untuk masyarakat setempat. (Pin)