Harga Ikan Tongkol Terjun Bebas, HNSI Minta Campur Tangan Pemerintah

Tarmizi AJ Ketua DPC HNSI Kabupaten Kepulauan Anambas. Sumber foto : Istimewa

ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC-HNSI) Tarmizi AJ mengaku prihatin atas terjun bebas harga ikan jenis tongkol.

Hal tersebut menurutnya menjadi masalah pokok yang terus dihadapi nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) pada musim-musim tertentu.

“Kita meminta pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut, sudah 11 tahun Anambas menjadi Kabupaten hingga sekarang belum memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI), gudang pendingin (cold storage) dan mesin cold air blast freezer (ABF) atau pembeku ikan,” kata Tarmizi AJ dirumahnya saat dikunjungi zonasidikcom, Sabtu (05/10/19).

Bacaan Lainnya

Untuk menyikapi persoalan tersebut, Tarmizi mengharapkan peran pemerintah daerah.

“Selain infrastruktur perikanan belum ada, kita berharap pemerintah daerah mendorong industri pengelolaan ikan dari skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bisa menjangkau pasaran ke luar daerah maupun ekspor,” harapnya.

Selain itu, HNSI KKA mendorong pemerintah daerah untuk segera membangun tempat pelelangan ikan (TPI). Dirinya juga berharap pemerintah daerah kedepannya untuk memperdayakan koperasi nelayan sebagai pengelola usaha UMKM di industri pengelolaan ikan.

“Kalau ada cold storage dan ABF nelayan bisa jual ikan beku dikemudian hari dengan harga tinggi. Kalaulah harga ikan sesuai dengan standar pasar nasional itu berjalan, maka akan dapat meningkatkan kehidupan para nelayan,” jelasnya.

Menangapi hal tersebut, Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan (DP3) KKA Syamsuherman mengatakan sudah membaca pemberitaan zonasidikcom sebelumnya mengenai murahnya harga ikan tongkol hasil tangkapan nelayan.

“Kita lagi usahakan agar ke depan nelayan melalui koperasi mendapatkan cold storage dan mesin es flake dari KKP RI,” katanya.

Ketika ditanya zonasidikcom apakah pemerintah daerah sudah memiliki masterplan dan bisnisplan di perikanan, Ia mengatakan sudah dalam tahapan penyusunan.

“Sebenarnya kepala dinas sedang menyusun itu sekarang baik masterplan dan bisnisplan, karena berkaitan dengan TPI sampai menunggu keluarnya peraturan daerah tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) menjadi Perda sebagai dasarnya, jadi itu yang dikejar,” jelasnya.

Ia mengakui bahwa prihatin melihat kondisi nelayan pada musim-musim tertentu hasil tangkapan seperti ikan tongkol sering terbuang atau dibeli dengan harga murah.

“Memang kalau musim-musim ini sayang emang, kesempatan pula pedagang-pedagang besar itu mainkan harga, ia gitulah, nasib rugi ke nelayan,” tutupnya.

Diketahui, bahwa dalam sepekan ini hasil tangkapan nelayan untuk jenis ikan tongkol cukup banyak, sehingga harga ikan tongkol terjun bebas dari harga normal Rp 16.000 /Kg sekarang di ambil paling tinggi dengan harga Rp 12.000/Kg.

Sedangkan untuk pasaran lokal hanya dibeli dengan harga Rp 8.000/Kg dimana harga normalnya Rp 14.000/ Kg.

Untuk di pasar ikan Tarempa Kecamatan Siantan harga normal Rp 10.000/ 1 ekor sekarang hanya dijual Rp 25.000/ 5 ekor. Sedangkan untuk anak ikan tongkol Rp 2.000/ 1 ekor.

Informasi yang diterima zonasidikcom  untuk jenis anak tongkol tidak dapat dikirim keluar daerah dalam bentuk basah dikarenakan perutnya mudah pecah.

(Red)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *