Dedi Syahputra: Kalau Serius, Anambas Bisa Jadi Lumbung Cumi di Kepri

Bagan apung milik salah satu nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas (Foto: Pinni)

ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas, Dedi Syahputra mengungkapkan Anambas memiliki potensi cumi yang besar tetapi belum optimal dimanfaatkan.

Dari potensi cumi besar tersebut, Dedi menilai baru diambil hanya sebagian kecil oleh masyarakat Anambas dan selebihnya diambil oleh kapal-kapal penangkapan ikan dari luar daerah.

Menurut Dedi, kalau dikelola dengan maksimal Kabupaten Kepulauan Anambas bisa menjadi lumbung cumi di Provinsi Kepri dan bahkan sampai level nasional.

Bacaan Lainnya

“Kabupaten ini berpotensi besar menjadi lumbung cumi, tetapi tentu harus fokus untuk mengelola itu semua mulai dari proses penangkapan hingga pemasaran,” ungkap Dedi lulusan Ilmu Pemerintahan tersebut kepada sejumlah awak media, Minggu (26/09/2021).

Dedi menuturkan, saat ini nelayan Anambas mayoritas menggunakan Alat Penangkapan Ikan (API) bagan apung untuk menangkap cumi tetapi hal tersebut belum maksimal.

“Alat tangkap yang dipakai sekarang oleh nelayan adalah bagan apung, itu belum maksimal karena zonasi tangkapannya tidak bisa jauh hanya 2 mil dan cuaca yang kurang mendukung tidak bisa beroperasi,” jelas Dedi yang juga menjabat sebagai Direktur NGO SEBORA Anambas.

Oleh karena itu, menurut Dedi, modernisasi alat tangkap bagan apung menjadi alat tangkap bagan perahu dapat menggejot potensi tangkapan cumi.

Cumi-cumi hasil tangkapan nelayan bagan apung di Kabupaten Kepulauan Anambas

Selain wilayah tangkapannya bisa mencapai puluhan mil nantinya, Dedi menilai bahwa bagan perahu bisa dioperasikan langsung oleh nelayan Anambas.

“Moderenisasi bagan apung menjadi bagan perahu, selain bagan perahu hasil tangkap nelayan akan meningkat dan juga itu sekaligus mencegah terjadinya Overfishing (penangkapan ikan yang dilakukan melampaui kemampuan sumber daya ikan) di wilayah tangkap pesisir dan gesekan dengan nelayan tangkap pancing ulur,” katanya.

Lebih lanjut, Dedi memprediksi untuk saat ini dengan alat tangkap bagan apung saja nelayan Anambas bisa menghasilkan sekitar 500.000 ton cumi atau minimal Rp 100 miliar setiap tahun dengan masa kerja efektif dalam setahun hanya 8 bulan.

“Untuk jumlah bagan apung di Anambas saat ini mencapai sekitar 250 unit yang tersebar hampir di seluruh Kecamatan dan itu terus bertambah,”

“Pendapatan 1 unit bagan apung selama 20 hari beroperasi dalam satu bulan mencapai paling sedikit 2 ton sedangan untuk harga cumi sekarang dibeli dengan nelayan sekitar Rp. 25.000 per kilo gramnya,” sambung Dedi.

Untuk itu, Dedi mengharapkan peran lebih pemerintah untuk menggarap potensi perikanan di Anambas yang sangat besar tersebut.

Potensi perikanan, kata Dedi, kalau di kelola dengan baik akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Anambas nantinya. (Pin)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *